Jumat, 04 Maret 2011

pesan terakhir dari mama

Aku dan adikku berjalan untuk kembali ke rumah, lalu kami berdua masuk ke rumah. Ternyata mama kami sudah menunggu kami. mama kami mencemaskan kami. " Kalian dari mana saja sih ! " bentak mama kepada kami. " Maaf ma, aku sama dean pergi bermain di lapangan " jawab ku dengan ketakutan. " Lain kali kamu bilang sama mama kalo mau kemana-mana, jangan bikin mama cemas, ya sudah ini sudah sore, mandi sana, kalian bau sekali " celoteh mama kepada kami. " ya ma, aku mau mandi nih " jawab adik ku yang bernama dean.

ketika aku berjalan ingin menuju kamar mandi, mama seperti merintih kesakitan. aku lari ke kamar mama, lalu ku lihat banyak darah di lantai. " Mama kenapa ? " tanya ku kepada mama ku dengan penuh khawatir. " Mama tidak apa-apa ko, ini cuma mimisan biasa " jawab mama dengan suaranya yang begitu lemah. Aku lalu memeluk mama dengan erat, dan masih terbayang-bayang pertanyaan ku tetang apa yang terjadi terhadap mama ku. " Sudahlah nak, kamu mandi sana, mama tidak apa-apa ko, kamu tenang saja " katanya dengan suara yang lembut.
" mama yakin ? ya sudah aku mandi dulu, kalau ada apa-apa panggil dean ya ma " jawab ku.

Setelah selesai mandi aku kembali lagi kepada mama, tidak tau kenapa aku rasanya ingin slalu dekat mama.
" mama, tolong mama cerita ke aku, mama kenapa ? tolong jangan bikin aku penasaran ma " tanya ku dengan nada yang memaksa. " Mama tidak apa-apa ko nak, mama tadi hanya mimisan biasa, kamu tidak usah memikirkan mama, kamu fokus dulu ke sekolah kamu, belajar sana " jawabnya. 

Aku dan dean belajar, aku sama sekali tidak fokus dengan apa yang ku baca. aku masih terbayang kejadian yang menimpah mama. Apa mungkin aku akan kehilangan mama ? apa aku sanggup ? pikir ku. Aku harap kejadian itu tidak akan terjadi, karena aku tidak mau kehilangan mama. Selesai belajar, aku pun tidur. sebelum tidur, aku mengajak dean untuk berdoa. " Ya tuhan, berilah ibu hamba kesehatan, janganlah engkau ambil ibu hamba dari kami, karena kami masih membutuhkannya " dalam hati ku. 

Keesokan harinya, aku dan dean bersiap-siap ingin berangkat sekolah. " Mama, aku sama dean pergi sekolah dulu ya " kata ku sambil mencium tangannya. " ya nak, hati-hati, jaga adik mu " jawab mama.
" Ya ma, aku jaga dean, mama jangan lupa minum obatnya, dada mama " kataku sambil melambaikan tangan. Perasaan ku tidak enak, aku takut terjadi apa-apa kepada mama. " Yatuhan, lindungi lah ibu ku, beri dia kekuatan untuk nya " doa kku dalam hati.

Bel masuk sekolah pun terdengar. Aku pun mulai jam belajar. " Tidak konsentrasi belajar aku, perasaan aku tidak enak, apa yang terjadi ? tidak pernah aku begini " pikir ku. Aku berusaha untuk menghilangkan pikiran itu dari otak ku, tetapi tidak bisa. Bila terjadi apa-apa kepada mama, aku sudah pasrah karena tuhan yang mempunyai mama, aku, dan dean. 

Tiba-tiba bibi ku datang ke kelas ku. " permisi pak saya ingin bertemu dengan david " izin bibi ku kepada pak guru dikelas ku. Pak guru lalu memanggil nama ku. " Ada apa bi ? " tanya ku. " Ibu mu david, ibu mu " jawab ny sambil menangis. " Kenapa dengan mama bi ? apa yang terjadi ! " tanya ku kepada bibi. " ibu mu kritis sekarang di rumah sakit " jawab bibi sambil menangis. Aku langsung lari ke kelas mengambil tas ku lalu ke kelas dean dan pergi ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, aku langsung ke ruangan dimana mama di rawat. Ketika aku masuk, ku lihat mama tidak berdaya di tempat nya. Dengan napas bantuan dan infus nya yang menempel pada dirinya. Aku menangis melihat mama yang tidak bisa berbicara lagi kepada ku. " Mama, bangun, jangan tinggalin david sama dean, aku ga mau kehilangan mama. " bisik ku ke telinga mama. Dean menangis, dia juga tidak mau kehilangan mama." Dok, mama kenapa ? " tanya ku kepada dokter. " ibu mu mengidap penyakit leokimia stadium 3 " jawab dokter. Aku sangat kaget mendengar mama sakit leokimia. " Apakah mama bisa sembuh dokter ? " tanya ku lagi. " Jika tuhan memberikan muzizat, mungkin ibu mu bisa sembuh " jawab dokter. Aku sangat mengharapkan muzizat itu datang.

Seminggu mama belum sadar. Perkiraan dokter mama sudah meninggal, aku belum percaya kalau mama itu sudah meninggal. " Mama, apa mama udah ga sayang lagi sama david ? ga sayang lagi sama dean ? bisik aku di telinga mama. Air mata ku tidak berhenti menangis. Tangan mama bergerak, tangan mama megenggam tangan ku. Mama sadar, hati ku sangat senang. " David, mama sayang sekali sama david dan dean, mama ingin kamu jaga dean ya dan jaga diri kamu baik-baik, mama udah ga kuat, maafin mama ya kalau selalma ini mama suka marah-marah sama kamu. Ini terakhir kalinya kita berbicara, mama sayang sama kam ... " terhenti ucapan mama. " Mama ! mama ! mama ! jangan tinggalin david ma ! dokter ! dokter ! " teriak ku panik. Dokter pun datang dan memeriksa mama. " Maaf, kami sudah tangani semaksimal mungkin, tapi ini kehendak tuhan, ibu mu meninggal " kata dokter dengan sangat menyesal. " Mama ! jangan tinggalin david ! mama ! " kata ku sambil memeluk mama dan menangis. 

Kini, mama telah tiada. aku hanya bisa mendoakan mama, agar mama tenang di alam sana. David akan selalu ingat pesan terakhir dari mama. David dean, sangat kehilangan dirimu mama. Selamat jalan mama. 



                                            -THE END-


mohon coment nya :)

by : angela lorenza girsang 

2 komentar: